Saturday 4 January 2014

Psoriasis Bukan Sekadar Penyakit Kulit

PSORIASIS bukan sekadar penyakit kulit. Masalah peradangan kulit kronis ini ternyata bisa melibatkan berbagai organ dalam dan menimbulkan sindrom metabolik.

Penyakit kulit merupakan penyakit yang umum diderita masyarakat. Namun, bila menyebut psoriasis, mungkin masih banyak orang belum mengenalnya. Padahal, penyakit tersebut tersebar di seluruh dunia dan diduga diderita 2%-3% penduduk dunia.

"Di Indonesia, jumlahnya belum diketahui pasti. Namun, data dari sepuluh rumah sakit pusat di seluruh Indonesia menyebutkan pasien psoriasis mencapai 0,9%," tutur Prof Dr dr Benny Effendi Wiryadi SpKK (K), guru besar tetap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta, pekan lalu.

Sementara itu, selama tahun 2000 hingga akhir 2001, insiden psoriasis di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) mencapai 2,3%.

Psoriasis dapat diderita segala lapisan usia. Puncaknya di usia muda atau dua puluhan danusialanjutataulimahingga enam puluhan. Jika pasien psoriasis berusia di bawah 40 tahun, maka bisa dikatakan ada faktor genetik yang menjadi salah satu penyebab.

"Sejak lahir biasanya sudah ada bakat psoriasis dan baru muncul setelah ada faktor pencetusnya. Paling sering biasanya psoriasis muncul setelah seseorang menderita cacar air," tutur Benny.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa psoriasis dianggap sebagai suatu penyakit autoimun (proses kekebalan yang menyerang organ diri sendiri) dengan sel kekebalan tubuh (limfosit T) memegang peranan penting. Sel limfosit T bekerja dengan sel kulit yang mengakibatkan percepatan dan pembentukan kulit menjadi tidak normal.

Psoriasis bisa mengakibatkan efek sangat serius, bahkan bisa membahayakan jiwa manusia.Penyakit kulit ini pun menyebabkan bercak merah, sisik pada kulit, dan terasa gatal.Kebanyakan penyakit ini tumbuh di daerah kulit kepala, siku, kaki, dan bagian punggung.

Gejala klinis psoriasis bervariasi, mulai yang ringan dengan kelainan kulit terbatas sampai yang parah. Psoriasis sangat memengaruhi kualitas hidup pasien, bahkan pasien dengan kelainan kulit yang ringan pun bisa mengalami penurunan kualitas hidup.

Faktor penting yang memberi kontribusi dalam peningkatan risiko penyakit kardiovaskular antara lain merokok, dislipidemia,obesitas, inaktivitas fisik hingga strespsikologik. Semua faktor tersebut meningkat pada pasien psoriasis. Benny mengatakan, penelitian terkini menunjukkan bahwa psoriasis menjadi faktor risiko bebas dari penyakit kardiovaskular. Hal tersebut merupakan suatu kesimpulan dari studi besar dengan populasi hingga 130.000 pasien.

Penelitian itu menunjukkan, psoriasis merupakan faktor risiko infark jantung yang bebas dari berbagai faktor risiko penyakit kardiovaskular. Risiko tersebut tetap tinggi walaupun risiko infark jantung yang lebih tinggi pada usia muda mungkin berkaitan dengan tipe psoriasis.

Pasien psoriasis ringan maupun parah mempunyai prevalensi sindrom metabolik yang lebih tinggi, lebih mudah mendapat penyakit aterosklerosis. Dengan demikian, psoriasis dapat dianggap sebagai suatu penyakit sistemik yang dinamis.

Psoriasis yang sudah jelas berdampak negatif pada kualitas hidup seseorang juga berisiko tinggi terhadap kesehatan secara umum karena sindrom metabolik.

"Maka, selain mengobati penyakit psoriasisnya,pasien dianjurkan untuk memperbaiki atau mengontrol faktorfaktor risiko penyakit kardiovaskular," kata Benny yang juga ketua kelompok studi psoriasis Indonesia itu.

Obesitas cenderung menimbulkan perlemakan hati dan fibrosis hepatik. Beberapa obat psoriasis memiliki efek samping,antara lain menimbulkan sirosis hepatitis sehingga dalam penanganan psoriasis, obesitas harus diperhitungkan.

Sementara itu, studi yang dilakukan Dr Gerald G Krueger dan rekan-rekannya, peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Utah di Salt Lake Cita, membandingkan prevalensi merokok dan obesitas pada 557 penderita psoriasis di tiga "pusat data " kependudukan.

Sebanyak 37% penderita psoriasis adalah perokok, sementara persentase pada kelompok lain lebih rendah, yaitu antara 13%-25%. Sementara itu, obesitas ditemukan pada 34 pasien psoriasis dibandingkan dengan 18% warga pada generasi umum Utah.

Analisa lanjutan atas perubahan pada persepsi perubahan tubuh menunjukkan berbeda dengan merokok, obesitas lebih merupakan konsekuensi daripada akibat dari psoriasis. "Selama ini kami memiliki hipotesa bahwa obesitas akan berakibat pada psoriasis," kata Krueger seperti dikutip Reuters.

Sumber: lifestyle.okezone.com

1 comments:

  1. T-Mobile and Oculus to launch T-Mobile and Oculus to
    T-Mobile ion chrome vs titanium and Oculus to launch T-Mobile and 2020 edge titanium Oculus tube supplier to launch T-Mobile and Oculus to T-Mobile and ford escape titanium 2021 Oculus to launch T-Mobile and Oculus titanium knee replacement to

    ReplyDelete