Friday 17 January 2014

Jangan Remehkan Gatal-gatal

Setiap orang pernah merasakan gatal. Perasaan ini biasanya hilang dalam waktu singkat, namun pada banyak orang rasa gatal dapat menetap hingga bertahun-tahun dan makin memberat bahkan sampai mengganggu aktivitas dan menimbulkan komplikasi.

Untuk mengobati gatal, terlebih dahulu harus diketahui penyebabnya. Gatal seringkali merupakan manifestasi penyakit kulit, namun dapat pula menjadi petunjuk adanya suatu penyakit sistemik dalam tubuh yang mendasarinya. Hendaknya jangan diremehkan rasa gatal karena bisa jadi itu adalah cara tubuh memberi tahu adanya suatu penyakit yang berbahaya.

Asal & Penyebab

Gatal merupakan sensasi kurang menyenangkan yang menimbulkan keinginan untuk menggaruk. Penelitian membuktikan bahwa reseptor gatal hanya ditemukan pada lapisan kulit teratas, sehingga gatal tidak pernah dirasakan pada jaringan yang lebih dalam seperti otot, sendi, maupun organ dalam. Mekanisme gatal dapat berasal dari (1) sistem saraf, yaitu akibat akumulasi bahan perangsang gatal dan akibat kerusakan saraf yang ditimbulkan oleh berbagai penyakit seperti tumor otak dan kencing manis, (2) faktor psikologis yang berhubungan dengan gejala kelainan jiwa seperti halusinasi, dan (3) rangsangan pada reseptor saraf kulit.

Terdapat berbagai macam penyakit dan keadaan yang menimbulkan rasa gatal. Beberapa kelainan pada kulit yang sering menyebabkan gatal antara lain:

* Xerosis (kulit kering). Gatal-gatal pada kulit kering sering terjadi pada orang dewasa dan lansia, terutama di daerah dengan cuaca dingin. Bagian tubuh yang terasa gatal meliputi tungkai bawah, punggung, perut, dan pinggang.

* Dermatitis (ekzem). Merupakan peradangan kulit sebagai respons terhadap faktor yang berasal dari dalam (seperti pada dermatitis atopik) maupun luar (dermatitis kontak akibat berbagai bahan yang mengenai kulit, antara lain bahan kimia, sinar, suhu, dan mikroorganisme).

Berdasarkan stadium, dermatitis dibagi 3 yaitu:
(1) dermatitis akut yang ditandai oleh kelainan kulit berupa kemerahan, bengkak, bruntus-bruntus dan tampak basah
(2) dermatitis subakut, ditandai oleh kemerahan dan bengkak yang sudah berkurang dan mulai mengering, dan
(3) dermatitis kronis, ditandai oleh penebalan kulit yang kering disertai penggelapan warna kulit dan lecet akibat garukan.

* Infestasi parasit (kutu, tungau).

* Kutu kepala terutama menyerang anak-anak dan cepat meluas dalam lingkungan yang padat dengan kondisi higiene yang kurang baik. Cara penularan umumnya melalui perantara benda berupa sisir, bantal, kasur dan topi.

* Kutu badan biasanya menyerang orang dewasa dengan higiene yang buruk, seperti pada penggembala, dan dapat menular melalui pakaian maupun kontak langsung.

* Kutu rambut kemaluan menyerang orang dewasa dan dapat digolongkan sebagai penyakit akibat hubungan seksual.

* Skabies yang disebut juga gudik dapat menular melalui kontak langsung (berjabat tangan, tidur bersama, hubungan seksual) maupun melalui perantara benda (pakaian, handuk sprei, karpet, dll). Tidak seperti kutu, tungau skabies berukuran kecil sehingga sulit dilihat oleh mata telanjang. Ciri penyakit ini adalah gatal terutama pada malam hari, menyerang orang yang tinggal berkelompok, dan tampak kelainan kulit berupa terowongan dengan panjang rata-rata 1 cm. Bagian tubuh yang terkena antara lain sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian dalam, siku bagian luar, lipat ketiak, sekitar puting susu (pada wanita), pusar, bokong, alat kelamin (pada pria) dan perut bagian bawah.

* Urtikaria (biduran). Urtikaria sering dijumpai pada semua umur dengan penyebab yang beragam, di antaranya: obat (penisilin, sulfonamid, aspirin, pencahar, hormon, diuretik, kodein, opium, zat kontras), makanan dan bahan yang dicampurkan ke dalamnya (telur, ikan, kacang, udang, coklat, tomat, arbei, babi, keju, bawang, semangka, zat warna, penyedap rasa, pengawet), gigitan serangga, bahan yang terhirup (serbuk sari bunga, spora jamur, debu, bulu binatang, zat semprot), dan bahan yang kontak dengan kulit (kutu, air liur binatang.

Lalu, serbuk tekstil, tumbuhan, buah, bahan kimia, kosmetik, losion penangkis serangga), suhu (berenang, memegang benda dingin, sinar matahari, panas pembakaran), tekanan (goresan, pakaian ketat, ikat pinggang), getaran dan tekanan berulang (pijatan, semprotan air), pekerjaan berat, demam, keringat, emosi, infeksi dan infestasi (bakteri, virus, jamur, parasit, cacing), faktor keturunan serta penyakit sistemik (pemfigus, lupus, keganasan pada kelenjar getah bening, hipertiroid, hepatitis, radang sendi).

* Penyakit jamur. Lingkup serangan jamur sangat luas, namun yang menyebabkan gatal adalah penyakit jamur pada kulit, seperti tinea (kurap), panu, kutu air, dan kandidosis kulit. Penyakit ini dapat mengenai segala umur dan biasanya timbul pada bagian tubuh yang lembab dengan higiene yang kurang. Rendahnya imunitas tubuh (seperti pada kencing manis dan infeksi HIV/AIDS) juga berperan dalam menimbulkan penyakit ini.

* Penyakit kulit lainnya, seperti folikulitis (radang folikel rambut), psoriasis dan liken planus.

Penyakit Sistemik

Selain kelainan kulit, gatal juga dapat diakibatkan oleh penyakit lain dalam tubuh. Penyakit sistemik yang dapat menimbulkan gatal antara lain:

* Penyakit ginjal. Didapatkan pada 80% penderita gagal ginjal kronis. Penyebab pastinya masih belum diketahui, namun diduga disebabkan oleh bahan-bahan yang gagal dikeluarkan oleh ginjal sehingga menumpuk dan menyebabkan gatal.

* Penyakit hati dan empedu. Terhambatnya aliran empedu sehingga substansi penyebab gatal tertimbun di kulit, menyebabkan gatal dan warna kuning pada kulit.

* Kelainan darah. Gatal dapat disebabkan oleh kekurangan zat besi dalam darah dan suatu keadaan peningkatan sel darah merah abnormal yang dinamakan polisitemia vera.

* Kelainan hormonal. Kelebihan dan kekurangan hormon tiroid (hiper dan hipotiroid), kelebihan dan kekurangan hormon paratiroid (hiper dan hipoparatiroid), serta kencing manis dapat menimbulkan gatal.

* Keganasan. Gatal terjadi pada hampir semua jenis keganasan, terutama pada kanker kelenjar getah bening (limfoma), kanker darah (leukemia), mikosis fungoides, sindrom karsinoid, kanker paru, keganasan pada saluran cerna dan sistem saraf.

* Keadaan lain yang juga disertai keluhan gatal antara lain kehamilan, penyakit pirai (asam urat), infeksi HIV/AIDS, infestasi parasit, lupus, tekanan darah tinggi, kelainan saraf, abses otak, psikologis dan kelainan jiwa, serta obat-obatan tertentu.

Penanganan

Penanganan gatal harus ditujukan pada penyebab yang mendasarinya. Untuk mendiagnosis penyebabnya secara tepat diperlukan keahlian dokter yang telah berpengalaman ditambah bantuan berbagai pemeriksaan penunjang bila perlu.

Jika Anda mengalami gatal-gatal berat yang mengganggu atau disertai gejala penyakit serius seperti yang telah diuraikan di atas, segeralah berkonsultasi ke dokter untuk memperoleh penanganan lebih lanjut. Penderita dermatitis, infestasi parasit, penyakit jamur dan penyakit kulit lain sebaiknya memeriksakan diri ke dokter spesialis kulit dan kelamin.

Untuk gatal ringan dengan penyebab yang tidak membahayakan seperti kulit kering, dapat dilakukan penanganan sendiri berupa:
(1) mengoleskan pelembab kulit berulang kali sepanjang hari dan segera setelah mandi
(2) tidak mandi terlalu sering dengan air berkadar kaporit tinggi
(3) menggunakan sabun hipoalergenik dan nonbasa
(4) memasang alat pelembab udara, terutama di ruangan ber-AC dan
(5) mengenakan pakaian yang tidak mengiritasi kulit seperti katun dan sutra, menghindari bahan wol serta bahan sintesis yang tidak menyerap keringat.
(6) menghindari konsumsi kafein, alkohol, rempah-rempah, air panas dan keringat berlebihan
(7) menghindari hal-hal yang telah diketahui merupakan penyebab gatal
(8) menjaga higiene pribadi dan lingkungan, serta
(9) mencegah komplikasi akibat garukan dengan jalan memotong kuku dan menggosok kulit yang gatal menggunakan telapak tangan sebagai ganti menggaruk. Obat yang dapat dipergunakan antara lain obat oles antigatal (dengan kandungan mentol, kampor, kalamin dan doxepin HCl) serta obat minum, seperti doxepin dan antihistamin.

Oleh dr. Putu Ayu Elvina

Sumber: balipost.co.id

0 comments:

Post a Comment