Friday 10 January 2014

Mengenal Gangguan Vitiligo Pada Kulit

Vitiligo merupakan bercak-bercak putih/hipopigmentasi yang dapat muncul pada kulit. Sebagian besar penyakit kulit mungkin bukan merupakan penyakit berbahaya yang mengakibatkan hal fatal, namun kenyataannya penderita penyakit kulit seringkali dibuat resah dengan penyakitnya, sehingga dapat mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan mereka. Pada akhirnya, seringkali si penderita merasa penyakitnya lebih berbahaya daripada penyakit apapun yang dideritanya karena adanya gangguan kosmetis yang mengganggu kehidupan sosialnya itu, apalagi bila proses pengobatannya cukup memakan waktu yang tidak sebentar, dengan penyebab yang kurang dapat terjelaskan pula berkaitan dengan kelainan yang ada pada metabolisme tubuhnya sendiri. Informasi yang salah dan kurangnya penerangan, juga sering menjadi penyebab gangguan ini semakin merepotkan. Salah satu dari penyakit kulit yang dianggap cukup meresahkan adalah vitiligo., yang dari sekian banyak survei cukup banyak menimbulkan gangguan stress pada penderitanya.

Sekilas Tentang Vitiligo 
Secara gambaran penyakit, vitiligo merupakan bercak-bercak putih/hipopigmentasi yang dapat muncul pada kulit. Sedikit berbeda dengan penyakit panu yang disebabkan oleh jamur, bercak ini selain tidak gatal biasanya kelihatan lebih terang dan jelas sehingga dirasakan sangat mengganggu, dan cenderung pula menyebar dan bertambah besar atau banyak. Vitiligo sebenarnya berbeda dengan albino walaupun dalam hal warna yang ditimbulkan kelihatan mirip, karena albino merupakan kelainan genetik yang langsung timbul menyeluruh sedangkan vitiligo muncul secara bertahap dan bukan bawaan. Beberapa ahli menyebutkan penyakit ini berada di belakang tampilan penyanyi terkenal Michael Jackson yang kelihatan seperti berkulit putih meskipun ras sebenarnya adalah kulit hitam. Latar belakang kelainan ini sendiri diakibatkan oleh adanya kerusakan sel pigmen pembentuk warna kulit, melanin, yang dihasilkan oleh sel melanosit.

Hingga saat ini, faktor utama terjadinya vitiligo dianggap disebabkan oleh gangguan imunitas tubuh atau secara autoimun dari dalam tubuh penderitanya sendiri dimana sel-sel pigmen tersebut dihancurkan sendiri oleh tubuh. Bercak-bercak putih ini dapat muncul begitu saja tanpa didahului adanya gejala klinis, dan seringkali sulit disembuhkan dan dikembalikan ke keadaan normal dengan cepat. Menghambat penyebarannya juga merupakan hal yang sulit karena faktor autoimun yang belum dapat dijelaskan sepenuhnya tersebut. Dalam beberapa kasus, vitiligo juga bisa menyerang rambut akibat kerusakan sel pigmen tersebut. Ada banyak pendapat yang menghubungkannya dengan pengaruh paparan sinar matahari, gangguan emosi, iritasi berlanjut, trauma fisik dan beberapa penyakit lain seperti penyakit Addison, diabetes, anemia pernisiosa dan tiroid, namun ini pun belum sepenuhnya bisa dibuktikan. Secara umum, banyak juga pendapat yang tidak menggolongkannya dalam kelompok penyakit melainkan hanya gangguan kulit, namun meskipun tidak berbahaya dari segi fungsi organ dimana semua struktur dan fungsi kulit masih berjalan dengan baik termasuk pengeluaran keringat, perlindungan dari kuman terhadap organ di bawahnya pengaturan suhu dan penyerapan berbagai zat, akibat lanjutnya terhadap problem psikologis kerap membuat pasien terus-menerus mencari setiap sisi terapi dan informasinya secara tak henti-henti.

Vitiligo dan Ultraviolet 
Walau paparan sinar ultraviolet belum dapat dipastikan sebagai pemicunya, hubungan penyakit ini dengan radiasi ultraviolet lebih dapat dijelaskan dengan potensi terkena radiasi yang lebih besar dibandingkan kulit normal. Warna putih, selain memantulkan juga menyerap sinar. Dengan adanya gangguan ini, maka bagian tubuh lain juga lebih mudah terbakar sinar ultraviolet sehingga bercak ini bertendensi untuk semakin menyebar. Jadi bukan terfokus pada pemicu awal seperti yang dipublikasikan beberapa studi bahwa bagian kulit yang lebih sering terkena adalah bagian yang beresiko terpapar sinar ultraviolet, namun adanya keterkaitan ini membuat para ahli menganjurkan penderita vitiligo untuk tidak terlalu lama terpajan sinar matahari. Dan ada pula resiko lebih besar yang mengancam dari hal ini dimana penderita vitiligo yang kerap berlama-lama berada di bawah pajanan sinar ultraviolet akan lebih mudah memicu kanker kulit, walaupun kasusnya masih cukup jarang dan lebih sering ditemukan pada penderita albino.

Terapi Yang Bisa Dilakukan 
Untuk kasus-kasus ringan, beberapa ahli menganjurkan untuk sekedar menyamarkannya melalui kamuflase dengan penggunaan kosmetik, namun ini juga bukan berarti vitiligo tidak memiliki cara terapi, meskipun kebanyakan keluhan pasien adalah perubahan yang cenderung sangat lambat bahkan nihil sama sekali. Menurut sebagian ahli, hal ini bisa dijelaskan dari tingkat kerusakan sel pigmen yang terjadi dimana bila masih minimal maka pengobatannya bisa berlangsung tak begitu lama namun bila kerusakan sel pigmen oleh autoimun tadi sudah mencapai tingkat berat pengobatannya akan menjadi sangat sulit. Ada beberapa cara melalui pemeriksaan histopatologis untuk mengetahui keadaan pigmen lewat memeriksa potongan kulit di bawah mikroskop dan sebagainya. Obat yang digunakan sendiri biasanya adalah obat oles berupa psoralen dan beberapa bahan lain termasuk beberapa jenis kortikosteroid dan tabir surya sebagai pelindung dari sinar matahari namun juga masih banyak pro dan kontra dari kalangan ahlinya sendiri. Beberapa obat tersebut dalam bentuk oral juga dianjurkan oleh sebagian ahli lain sebagai alternatifnya, atau dengan suntikan berkala kortikosteroid pada bercak tersebut yang kini sudah banyak ditinggalkan dengan berbagai alasan. Anjuran banyak ahli untuk melakukan pengobatan sambil berjemur di bawah sinar matahari pagi dalam waktu singkat bersamaan dengan penggunaan beberapa obat tadi juga sering dilakukan dan dinilai cukup efektif serta aman.

Beberapa negara maju menggunakan sinar ultraviolet A buatan dalam penatalaksanaannya namun ini juga memerlukan perhatian khusus karena efek samping penggunaannya dalam jangka waktu lama yang juga pernah dilaporkan terlebih pada penderita di bawah umur, dan pernah pula dipublikasikan cara penatalaksanaan dengan memutihkan seluruh kulit dengan sejenis obat turunan dari psoralen, dan ini yang kabarnya dilakukan terhadap seorang Michael Jackson tadi dengan indikasi vitiligo yang melebihi separuh luas kulit tubuh. Perkembangan terapi alternatif maupun tradisional juga sebenarnya sudah ada yang menjangkau permasalahan ini terutama penatalaksanaan dengan menggunakan akupunktur atau tusuk jarum dan beberapa cara tradisional yang agaknya masih memerlukan serangkaian penelitian lebih lanjut untuk keberhasilan jangka panjangnya, namun lagi, justru disini letak inti permasalahan dari penatalaksanaannya di mana penderita sebaiknya tidak menganggap vitiligo sebagai gangguan yang sama sekali tidak dapat disembuhkan dan terus melakukan berbagai alternatif pilihan pengobatan termasuk juga dalam mengatasi problem psikologisnya secara terpadu.
(dr. Daniel Irawan)

Sumber: waspada.co.id

0 comments:

Post a Comment